Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu dalam sambutannya menyampaikan, WHO telah mencanangkan strategi global untuk eliminasi kanker leher rahim pada tahun 2018 sampai tahun 2030. Strategi ini meliputi tiga intervensi,
“Intervensi yang dilakukan yaitu imunisasi, skrining menggunakan tes performa tinggi, serta pengobatan sesuai standar,” kata Dirjen Maxi.
WHO menargetkan 90% wanita harus diimunisasi. Sebelum 2030, imunisasi HPV juga dilakukan untuk remaja pria. “Indonesia menargetkan hal yang sama,” lanjut Dirjen Maxi.
Kegiatan itu turut dihadiri oleh Santi (47) yang merupakan penyintas kanker serviks. Santi menceritakan awalnya ia mengalami pendarahan dan sakit yang luar biasa. Selanjutnya, Santi langsung berkonsultasi ke rumah sakit di daerah Jakarta.
“Awalnya, itu adalah miom dan kista. Saya dianjurkan untuk melakukan pengangkatan miom dan kista tapi nyerinya nggak hilang. Jadi, saya konsultasi lagi ke dokter, dibiopsi, dan hasilnya keluar setelah 14 hari. Setelah hasilnya keluar, dicurigai adanya sel tumor ganas dan dinyatakan terkena kanker serviks stadium 1 B,” ungkap Santi.