Uka Suska mengatakan upaya kesiapsiagaan bencana merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mengahadapi bencana dan menanggulangi risiko bencana.
“Ditambah lagi bencana sering terjadi tanpa peringatan. Tak hanya itu dalam menghadapi ancaman bencana, kesiapsiagaan menjadi kunci penting untuk keselamatan,” ujarnya.
BPBD juga berusaha untuk mengenalkan drop, cover, hold on. Drop, cover dan hold on adalah 3 metode perlindungan darurat diri sendiri ketika mengalami gempa bumi. Tujuannya untuk sesegera mungkin melindungi tubuh sendiri dari barang-barang berjatuhan saat terjadi gempa bumi. Mulai dari drop berlutut untuk melindungi kepala, jatuhkan badan, jongkok, berlutut, agar tidak terbentur benda-benda yang menggantung dan bergoyang saat goncangan gempa bumi.
“Cover berlindung, segera cari media perlindungan diri, seperti ke arah meja lebar agar bisa melindungi kepala dan punggung dari benda-benda tajam yang berjatuhan. Hold on bertahan, pegang kaki meja dengan kuat agar badan terlindungi oleh meja, sampai goncangan berhenti,” jelasnya.
Uka Suska juga mengatakan bahwa masyarakat bisa memantau informasi yang ada di aplikasi Info BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) terkait dengan kebencanaan. Mulai dari informasi gempa bumi, tsunami, kualitas udara dan prakiraan cuaca.
“Tak hanya itu ada peta sebaran titik gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2022,” katanya.