Peran Duta Besar
Kata Kang Fuad, Ganjar Pranowo membahas bagaimana Negara kedepannya, memperkuat peran duta besar sebagai alat diplomasi demi kepentingan dalam negeri.
“Menjadikan duta besar kita sebagai duta besar cyber yang bisa memperkuat BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara)” ucap Kang Fuad.
Namun, kata Kang Fuad, kita perlu mengingat bahwa permasalahan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik bukanlah sekadar soal kekuatan militer yang kuat melulu.
Kekuatan militer tanpa menyertakan kekuatan sipil yang kuat dalam bentuk pertahanan rakyat semesta yang komprehensif, akan menyebabkan hegemoni militer berlebihan di atas sipil.
“Hal ini sangat berbahaya karena bisa membuka jalan menuju otoritarianisme bersifat militeristik” ucap Ketua Umum IKA Muda UNPAD ini.
Sebagai Ketua Poros Alumni Gerakan Pro Demokrasi, pihaknya sangat khawatir, terutama karena Prabowo pernah melemahkan kekuatan sipil pada masa lalu, seperti dalam kasus pemecatan oleh Panglima TNI saat itu, Wiranto pada tahun 1998.
“Kita tak ingin mengalami situasi bagaimana militer memiliki kendali terlalu besar atas kekuatan sipil, ini akan mengancam demokrasi kita” ucap Kang Fuad.
Selain itu, Kang Fuad juga melihat bahwa Anies Baswedan, dalam visi pertahanannya, tidak menawarkan program konkrit dan jelas. Ini adalah masalah besar, karena visi yang jelas dan program terukur yang harus menyokong masa depan pertahanan kita dan bukan hanya visi yang baik tapi tidak bisa terealisasi.
Selain dari perbedaan dalam pandangan, kata Kang Fuad, kita juga perlu melihat sikap calon presiden terhadap isu-isu internasional.
Pak Prabowo Subianto adalah satu-satunya kandidat yang tidak mengutarakan visi kemerdekaan Palestina secara tegas dalam penyampaian visi misi di debat capres hari ini.
Kang Fuad selaku Ketua Poros Alumni Gerakan Pro-Demokrasi menegaskan bahwa pendekatan pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik tidak hanya melalui pendekatan militeristik saja.
“Karena itu, saya menyerukan kepada masyarakat untuk menjadi cerdas dan kritis dalam memilih calon presiden berikutnya. Pilihan kita tidak hanya akan mempengaruhi masa depan pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik kita, tetapi juga masa depan demokrasi dan kedaulatan sipil negara kita. Salam Demokrasi!” Pungkas Kang Fuad. (Aprianto)