Kantin dan Pengembangan Aset Usaha Digital oleh PKK, Studi pada TP PKK Kecamatan Panyileukan Kota Bandung

kantin
Ilustrasi Tim Penggerak (TP) PKK Kecamatan Panyileukan kerap menjadi jembatan penerus informasi kepada warga. Tim PKK perlu memberdayakan anggota timnya dengan keterampilan baru dan motivasi untuk meningkatkan kinerja kantin. (Foto: potensinetwork.com/Dok. Humas Kecamatan Panyileukan/Aprianto)

Pendekatan Teori Keunggulan Usaha

Pengelolaan kantin dan pengembangan aset usaha digital memungkinkan terealisasi oleh Tim Penggerak PKK tingkat kecamatan.

Langkah ini pun merupakan langkah strategis dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dalam menggagas inisiatif ini, beberapa teori dan pemikiran ahli dapat mendasari kesuksesan berkelanjutan.

Pertama-tama, kita akan berkenalan kembali dengan sebuah cara pandang atau pemahaman teori tentang Manajemen Strategis.

Adalah seorang Michael Porter, menyebutkan bahwa manajemen strategis memainkan peran kunci dalam menciptakan keunggulan kompetitif.

Dalam konteks pengelolaan kantin, tim PKK perlu mengidentifikasi kebutuhan pasar, mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, dan menjaga kualitas produk untuk memenangkan persaingan.

Mengacu kepada pemahaman mengenai pengembangan aset digital, Ahli ekonomi digital seperti Don Tapscott menyoroti pentingnya aset digital dalam era globalisasi.

Tim PKK dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan kantin, mulai dari sistem pembayaran digital hingga pemasaran online.

Ada pula pemikiran ahli di bidang kewirausahaan. Seperti Ahli Kewirausahaan, Peter Drucker, bagaimana ia menekankan pentingnya inovasi dan pengembangan usaha.

Tim PKK dapat menerapkan konsep kewirausahaan untuk menciptakan produk unik, mengoptimalkan layanan kantin, dan memanfaatkan peluang pasar yang muncul.

Saatnya kita juga membahs hal penting mengenai pengembangan sumber daya manusia (SDM).

SDM terampil dan berkomitmen adalah aset berharga. Teori pengembangan SDM oleh David McClelland menekankan pentingnya pelatihan dan motivasi.

Tim PKK perlu memberdayakan anggota timnya dengan keterampilan baru dan motivasi untuk meningkatkan kinerja kantin.

Terakhir adalah bagaimana kita menyelami pemikiran ahli dalam hal pemberdayaan masyarakat lokal. Pada pendalaman ini, ahli-ahli seperti Robert Chambers, menekankan pemberdayaan masyarakat lokal.

Tim PKK dapat menerapkan pemikiran ini dengan melibatkan aktifitas partisipatif masyarakat dalam pengelolaan kantin, memastikan keberlanjutan usaha secara inklusif.

PKK Kecamatan sebagai entitas pemberdayaan masyarakat, dengan pendekatan-pendekatan cara pandang ahli ini, nampak memiliki posisi strategis dalam pemberdayaan masyarakat.

Bersama hal itu pula, tim penggerak PKK tingkat kecamatan dapat mengembangkan strategi holistik.

Jika semula aktivitas lebih fokus pada pengelolaan kantin secara konvensional, sekarang bagaimana memanfaatkan potensi aset usaha digital untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat. (Aprianto)