Mengenal Sejarah Carok Madura

madura
Ilustrasi Carok. / ft.ist

Apa hubungan clurit dan Carok ?

Apa hubungan celurit dengan carok? Carok dalam bahasa Kawi kuno artinya perkelahian. Biasanya, carok melibatkan dua orang atau dua keluarga besar, bahkan antar penduduk sebuah desa di Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan.

Oleh karena itu, celurit dipakai sebagai senjata dalam carok. Celurit yang dianggap sebagai simbol perlawanan digunakan oleh para pelaku carok dalam mempertahankan harga dirinya.

Penyebab Terjadinya Carok
Penyebab utama memicu terjadinya carok adalah perselingkuhan, pelecehan terhadap istri orang lain atau sengketa atas tanah dan sumber daya alam. Carok dilakukan dengan dua cara utama, yaitu ngonggai dan nyelep, menggunakan senjata khas Madura, yaitu celurit.

Baca Juga:  Atalia:Vaksinasi Lindungi Anak-anak Jawa Barat

Persyaratan melakukan carok termasuk memiliki kesiapan fisik dan mental (kadigdajan), tubuh yang kebal (tampeng sereng), dan biaya untuk memulai carok serta menanggung biaya setelahnya (banda).

Tata Cara Carok
Tata cara carok melibatkan persetujuan keluarga, dilakukan di tempat sepi yang sulit dijangkau oleh masyarakat, dan melibatkan pertukaran celurit serta penyampaian pesan kepada keluarga masing-masing apabila terjadi korban jiwa. Sebelum pelaku carok memenuhi tantangan duel, biasanya mereka akan meminta restu dan doa dari keluarga masing-masing.

Setiap pelaku harus menerima persetujuan dari keluarga sebelum terlibat dalam pertarungan tersebut. Carok menjadi salah satu warisan budaya yang masih eksis di Madura meski sudah banyak ditinggalkan masyarakatnya.

Baca Juga:  Kemenag Bantah Yaqut Bandingkan Suara Adzan dengan Gonggongan Anjing

Tradisi tersebut menggambarkan kompleksitas tradisi dan nilai-nilai yang masih dijunjung tinggi dalam masyarakat setempat. *