News  

Emma Dety Ajak Masyarakat Lakukan Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Serviks

Bunda Bedas Hj. Emma Dety Dadang Supriatna hadir di tengah-tengah masyarakat dalam kegiatan skrining kesehatan dan deteksi dini kanker serviks dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia di Aula Desa Kutawaringin Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung, Senin (5/2/2024).

Ia mengatakan kanker serviks secara umum menyerang wanita berusia 30-39 tahun. Gejala terjadinya kanker serviks adalah pendarahan pasca berhubungan suami istri, keputihan berbau, vagina mengeluarkan darah secara terus-menerus tanpa berhenti, nyeri pada kemaluan dilaporkan sebagai gejala awal terjadinya kanker serviks.

“Faktor resiko terjadi kanker antara lain infeksi papilloma virus (HPV) dengan onkogen E6 dan E7 serta faktor lainnya seperti paparan zat mutagen adalah faktor hormonal, merokok, berganti-ganti pasangan seksual, kontrasepsi, infeksi human papilloma virus, diet, riwayat dan terapi obat-obatan,” jelasnya.

Disebutkan Emma Dety, tingginya kejadian kanker serviks disebabkan kurangnya pencegahan pada wanita usia subur dan kurangnya minat deteksi dini.

Baca Juga:  DP3AP2KB Cimahi Gelar Lomba Teknologi Tepat Guna Cimahi 2025

“Karena deteksi dini kanker serviks masih tabu di masyarakat. Akibatnya, kanker serviks baru terdeteksi pada stadium lanjut, karena ini sering disebut silent killer,” ungkapnya.

Ia mengatakan kanker serviks menempati peringkat terbanyak kedua dalam kasus pada wanita. “Yang mana ada dua pilar pencegahan kanker serviks, yaitu pencegahan secara primer dengan adanya imunisasi vaksin HPV dan juga dengan pencegahan sekunder dengan deteksi dini kanker serviks,” tuturnya.

Kata Emma Dety, banyaknya kasus kanker serviks di Indonesia semakin diperparah disebabkan lebih dari 75 persen kasus yang datang ke rumah sakit berada pada stadium lanjut.

Baca Juga:  Renie Rahayu Fauzi: Hari Santri 22 Oktober Berkaitan dengan Catatan Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

“Penyebab utama diduga adanya infeksi oleh HPV serta keterlambatan diagnosa pada stadium lanjut. Status ekonomi yang rendah dan keterbatasan sumber daya alam,” katanya.

Pada saat yang sama, imbuh dia, kanker serviks mulai menurun di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan kesadaran dalam melakukan deteksi dini seperti pap smear. Sehingga jika mengetahui adanya kanker bisa menentukan pilihan pengobatan yang tepat sehingga bisa mengurangi angka kematian.

“Strategi penanggulangan kanker dilaksanakan dengan pendekatan 4 pilar yaitu promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan spesifik dan tatalaksana sesuai standar,” katanya.

Baca Juga:  Atas Peran Posyandu, Pos KB, Sub Pos KB, PKK, Bupati Bandung Sebut Angka Stunting Menurun di Kab Bandung