News  

Pengiriman Perdana RDF TPST Santiong Sebagai Hadiah Peringatan Hari Bumi Kota Cimahi

Peringati Hari Bumi, Pemerintah Daerah Kota Cimahi melakukan serangkaian kegiatan, salah satunya pengiriman Perdana Refuse Derived Fuel (RDF) hasil pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terparu (TPST) Santiong, Senin (22/04). Foto: Diskominfo Kota Cimahi.

Menurutnya, salah satu cara mengurangi sampah adalah dengan pendekatan ekonomi sirkular yang merupakan konsep alternatif dari ekonomi linear yang dirancang untuk mengurangi sampah dan polusi. Upaya pencegahan harus dilakukan dengan gotong royong masyarakat, industri, pemerintah melalui usaha gaya hidup minim sampah.

“Dengan upaya-upaya tersebut cimahi beretekad untuk menuntaskan sampah, dimana cimahi yang mengawali dengan longsor Leuwigajah yang diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional, maka insyaallah Kota Cimahi yang menjadi kota yang pertama untuk bisa menuntaskan permasalahan sampah dengan pendekatan sirkular ekonomi,” tandas Dicky.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, Chanifah Listyarini menambahkan, “TPST Santiong merupakan salah satu upaya pengurangan sampah plastik Pemerintah Kota Cimahi hasil bantuan dari program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional dan Metropolitan Cities Project (ISWMP) yang merupakan salah satu program pendukung percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan (PPK) DAS Citarum dengan pendanaan yang bersumber dari loan Bank Dunia,” ungkapnya.

Baca Juga:  TPST Tegalega Olah 25 Ton Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif

Menurut pihaknya TPST Santiong yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi RW 14 Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara (Santiong) ini direncanakan akan beroperasi dengan kapasitas sampah terolah 50 ton/hari dengan produk akhir adalah maggot, RDF dan Bahan Bakar Padat Jumputan (BBPJ) atau biomassa yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar dalam pembuatan semen, yang selama ini masih menggunakan batu bara yang memiliki sisa emisi karbon yang tinggi. Diperkirakan produk RDF dan biomasa yang siap digunakan oleh industri adalah 10 ton per hari.

Baca Juga:  Curah Hujan Tinggi, Kabupaten Bogor Dilanda Longsor dan Banjir

Untuk pengolahan sampah di hulu, saat ini telah disiapkan fasilitator pendamping untuk melakukan pendampingan Bank Sampah unit di setiap RW dan pendampingan pengomposan melalui GRAK POCERI. Dan juga telah disiapkan ember kompos “POCERI” sebanyak 2300 buah yang siap didistribusikan ke wilayah.

Selain penanganan sampah di hulu, Kota Cimahi juga telah menyiapkan pengolahan sampah di TPS 3R dengan  melengkapi peralatan pilah sampah dan alat pencacah plastik yang merupakan bantuan dari Provinsi Jawa Barat dan APBD Kota Cimahi, TPST 3R dapat mengelola sampah rata-rata sebesar 15 – 20 ton per hari. Upaya pengolahan sampah di hilir juga dilakukan dengan pembangunan TPST Santiong dan TPST Lebaksaat.

Baca Juga:  PPKM Akan Selalu Ada Hingga Deklarasi Pandemi Menuju Endemi

“Saat ini TPST tersebut telah selesai pembangunan dan dalam fase comissioning test dan akan dilanjutkan pendampingan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan selama 10 bulan,” lanjut Chanifah.