CIMAHI, POTENSINETWORK.COM – Peringati Hari Bumi, Pemerintah Daerah Kota Cimahi melakukan serangkaian kegiatan, salah satunya pengiriman Perdana Refuse Derived Fuel (RDF) hasil pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terparu (TPST) Santiong, Senin (22/04).
“Pengiriman perdana RDF dan BBJP ke PT. Indocement merupakan upaya Kota Cimahi untuk mendapatkan masukan masukan terkait kriteria produk dari pengolahan sampah (RDF dan biomassa) mengenai kadar air, kadar abu, kadar kalori dan lain-lain yang dapat menjadi standar dari hasil pengolahan sampah yang dapat digunakan oleh industri,” ungkap Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi Dicky Saromi.
Pemerintah Daerah Kota Cimahi telah berkomitmen untuk mengentaskan permasalahan sampah di Kota Cimahi. Kota Cimahi telah secara masif melakukan pengurangan sampah dari hulu melalui Gerakan Orang Cimahi Pilah Sampah (GRAK OMPIMPAH) sejak tahun 2023 dan dilanjutkan pada tahun 2024 dengan pembentukan Bank Sampah di seluruh SKPD dan RW serta pengolahan sampah organik di rumah tangga melalui program GRAK POCERI (Gerakan Pengomposan Cimahi Camperenik).
Dengan berbagai strategi, Pemerintah Kota Cimahi berupaya untuk mengelola sampah secara mandiri salah satunya dengan upaya pemilahan dan pengolahan sampah yang telah dapat mereduksi sampah sebesar 56 ton/hari. Kemudian dengan melibatkan unsur masyarakat, melalui gerakan GRAK OMPIMPAH (Gerakan Orang Cimahi Pilah Sampah), sejak tahun 2023, Kota Cimahi mampu mengurangi volume sampah sebesar 40 ton/hari. Lalu dengan keberadaan TPST sentiong dan Lebaksaat yang dapat mengelola sampah 50 tpd, maka sisa sampah yang dibuang ke TPA sebesar 80 ton/hari dari total volume sampah Kota Cimahi yang sebesar 226 ton per hari.
“Pemerintah Kota Cimahi mencanangkan untuk dapat menuntaskan sampah termasuk di dalamnya adalah sampah plastik dengan mengurangi ketergantungan terhadap TPA sarimukti dan secara bertahap Kota Cimahi akan menuju zero to TPA di tahun 2025,” ujar Dicky Optimis.