POTENSINETWORK.COM– Kemunduran bangsa Sunda tercermin dari pergeseran nilai-nilai leluhur yang unggul. Dua aspek penting yang mengalami degradasi adalah konsep “resi” (guru) dan “tani” (bertani). Dahulu, guru merupakan pilar dasar peradaban, namun kini hanya dianggap sebagai profesi privat. Begitu pula dengan tani, yang semula merupakan praktik sosial dengan pembagian peran yang setara antara laki-laki dan perempuan, kini berubah menjadi profesi atau buruh.
Menurut pengamat kebudayaan Sunda, Dadan Syarifudin, di Bandung belum lama ini, bahwa Pa-Tani (Wong Tani) telah berubah menjadi buruh tani. Proses bertani yang semula melibatkan keilmuan dan sistematika, kini hanya dianggap sebagai pekerjaan. Hal ini menandai kemunduran nilai-nilai spiritual dan filosofis yang terkait dengan praktik bertani.
Degradasi ini berdampak pada kehilangan makna spiritual dan filosofis, pengurangan peran sosial dan budaya, serta komersialisasi nilai-nilai luhur. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengembalikan nilai-nilai luhur tersebut. Semangat kesiliwangian harus menjadi penawar bagi pemulihan nilai dan tatanan peradaban.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak. Pemerintah harus mengembangkan kebijakan budaya yang mendukung pelestarian nilai-nilai luhur. Masyarakat harus melestarikan tradisi dan budaya Sunda. Pendidik harus mengajarkan nilai-nilai luhur tersebut. Seniman harus menciptakan karya budaya Sunda. Generasi muda harus mempelajari dan melestarikan budaya tersebut.
Mengenai upaya pelestarian budaya Sunda, memerlukan kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan seperti di bawah ini:
1. Mengembangkan pendidikan budaya Sunda di sekolah-sekolah.
2. Membangun pusat-pusat kebudayaan Sunda.
3. Mengadakan festival-festival budaya Sunda.
4. Menciptakan karya seni dan sastra Sunda.
5. Mengembangkan pariwisata budaya Sunda.
Demikian pula halnya dengan degradasi, bahwa, meskipun tantangan degradasi nilai-nilai luhur sangat besar, namun masih ada harapan untuk memulihkan kejayaan budaya Sunda. Dengan kerja sama dan kesadaran bersama, kita dapat mengembalikan nilai-nilai luhur tersebut dan mempertahankan keidentikan budaya Sunda. (Teguh Ari Prianto/Nendy S.)