News  

Kab.Bandung Juara Umum MTQH ke-39 Jabar, M. Akhiri Hailuki: menjadikan Al-Qur’an Pedoman hidup Keseharian

KAB.BANDUNG, Potensinetwork.com – Kafilah Kabupaten Bandung meraih gelar Juara Umum pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) ke-39 tingkat Provinsi Jawa Barat mendapat apresiasi dari Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung, M. Akhiri Hailuki,

Hailuki menyatakan rasa bangganya atas capaian tersebut dan berharap momentum ini menjadi tonggak dalam memperkuat syiar Al-Qur’an di tengah masyarakat.

Prestasi membanggakan ini diumumkan dalam acara penutupan MTQH XXXIX yang digelar di Dome Bale Rame, Soreang, pada Sabtu malam, 21 Juni 2025. Kabupaten Bandung berhasil merebut posisi juara umum dari Kabupaten Bekasi yang sebelumnya menjadi juara bertahan.

Baca Juga:  Kota Bandung Kirimkan Jutaan Doa dan Donasi untuk Saudara-saudara di Palestina

“Ini bukan sekadar kemenangan dalam ajang kompetisi, tetapi menjadi momen penting untuk terus membumikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana pesan Pak Gubernur Dedi Mulaydi saat pembukaan MTQH,” ujar Hailuki.

Ia berharap, keberhasilan Kabupaten Bandung di MTQH ke-39 menjadi motivasi bagi seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, tidak hanya dalam konteks lomba, tetapi juga dalam keseharian.

“Kemenangan ini harus jadi penyemangat bagi kita semua, bahwa membumikan Al-Qur’an bukan hanya dalam ajang lomba, tapi harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Kabupaten Bandung,” ujarnya.

Baca Juga:  Massa Mahasiswa Gelar Aksi 21 April di Kawasan Patung Kuda, Jokowi Berada di Bogor

Politisi Partai Demokrat ini juga mendukung penuh program Gerakan Maghrib Mengaji yang digagas Bupati Bandung sebagai langkah konkret membumikan Al-Qur’an di tengah masyarakat, khususnya generasi muda. Menurutnya, program ini sebaiknya diperkuat dengan regulasi formal agar implementasinya lebih optimal dan berkelanjutan.

“Gerakan ini harus dituangkan dalam bentuk instruksi bupati atau regulasi lainnya agar bisa efektif dan terintegrasi, misalnya melalui kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama,” ungkapnya.

Hailuki menilai, di tengah penerapan sistem full day school yang kerap menyita waktu siswa, Gerakan Maghrib Mengaji bisa menjadi ruang spiritual sekaligus waktu berkualitas untuk berinteraksi dengan keluarga.

Baca Juga:  Forkopimda Gelar Apel Kesiapsiagaan Satgas Pemberantasan Premanisme di Kabupaten Bandung

“Saya sangat mendukung gerakan ini. Ini bukan hanya soal ibadah, tapi juga tentang membentuk karakter dan kedekatan anak-anak dengan orang tuanya di rumah,” tegasnya.**