TJIMAHI (Dalam Sejarah Amanah)

Tjilokotot
*photo: istimewa

CIMAHI, Potensinetwork.comTjilokotot atau Tjimahi (Cimahi _ red.), dalunya  adalah sebuah hutan lebat atau leuweng gede, yang berada di kaki Gunung Tangkuban Perahu. Daerah Tjilokotot, sudah ada sebelum pihak Belanda membangun Stasiun Kereta Api Tjimahi pada tahun 1879 s/d. 1884, dan pembangunan Sekolah Pendidikan Militer milik Kolonial Belanda KNIL (Koninklijke Nederlands (ch) Indische Leger), dan pembangunan tempat tahanan militer (Poncol) yang dibangun pada tahun 1885 s/d. 1886, sedangkan Rumah Sakit (Militair Hospital) dibangun pada tahun 1887, setelah Indonesia merdeka, tahun 1956 berubah menjadi RS. dr. Dustira, Wedana Tjilokotot tahun 1878 yang saat itu dijabat oleh Rd. Rangga Sumadiredja.

Belanda masuk kewilayah Tjilokotot secara besar-besaran pada sekitar tahun 1874 s/d. 1893 dan mereka membangun Pos Penjagaan (LOJI), sekarang Alun-alun Cimahi. Pembangunan Pos Penjagaan tersebut bertujuan untuk mengawasi pembangunan pembuatan jalan antara Anyer – Panarukan.

Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, pada sekitar tahun 1811 pernah tinggal di Tjilokotot, tepatnya daerah Kp. Baros. Karena Tjilokotot daerahnya subur air berlimpah maka Gubernur Jenderal Belanda tersebut menamakan Tjilokotot menjadi Tjimahi (caina mahi).

Baca Juga:  Adipati dan Bupati Banyumas, sejak tahun 1571

Tjilokotot, artinya (Pluit),  simbol pemberangkatan. Kerajaan Hindia Belanda pada tanggal 28 Agustus 1814 membentuk pasukan tentara yang dinamai KNIL (Koninklijke Nederlands (ch) Indische Leger). Pembentukan KNIL bertujuan untuk menjaga mengamankan kegiatan Usaha VOC ( Vereenigde Oost-indische Compagnie ) milik kolonial Belanda di nusantara.

Kolonial Belanda menguasai VOC sejak tahun 1800, setelah VOC lama tahun 1797 jatuh pailit.  Awal mulanya VOC ( Vereenigde Oost-indische Compagnie ) didirikan oleh Persekutuan Pengusaha Belanda, Inggris, Spanyol, Perancis dan Portugis pada tahun 1602.

Baca Juga:  SEJARAH, KOTA CIMAHI DAN PEMILIK EIGENDOM VERONDING TERBANYAK

Direktur VOC pertama seorang warga negara Belanda yang bernama Mr. Pieter Both. Pada tahun 1619 VOC masuk ke Batavia atau Jayakarta. Pada Tahun 1797 VOC Konsorsium jatuh pailit, maka pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1800 mengambil alih perusahaan VOC tersebut.

Sebelumnya sekitar tahun 1645 Rd. Hanyokro Kusumo, alias Rd. Jatmiko alias Rd. Mas Rangsang, Sultan Mataram ke 3 yang menjabat dari tahun 1613-1645, a/n. Raja-raja di nusantara telah mengadakan kerjasama dengan VOC, yang dipimpin oleh Mr. Johan Van Olden Barnevelt.

Baca Juga:  Novel Sunda Masih Eksis

Sultan Mataram telah menjaminkan (collateral) tanah-tanah diwilayah nusantara, dengan Perjanjian Alang-alang, rempah-rempah dan lain-lain. Lahan tanah yang tadinya kurang produktif dirubah menjadi lahan perkebunan teh, karet, coklat, kina dan rempah-rempah serta jenis tanaman lainya.

Setelah Indonesia mencapai kemerdekaanya maka pada tahun 1951 keberadaan Tentara KNIL dibubarkan, akan tetapi bagi anggota KNIL yang berminat bisa masuk menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Karenannya, hingga saat ini Tjimahi (Kota Cimahi), banyak mewarisi bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda, diantaranya pusdik-pusdik militer, rumah sakit, rumah tahanan, stasiun kereta api, kerkoff (makam) dan gedung bersejarah lainnya. *(R.Dedi Dirja)