News  

Dinas Kesehatan dan Sosial Punya Peran Penting penanganan ODGJ

Sekdakot Bandung
Dinas Sosial dan Kesehatan punya peran penting dalam penanganan masalah sosial, Kata Sekdakot Bandung, Ema Sumarna

POTENSINETWORK.COM – Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial memiliki peran penting dalam peananganan masalah sosial. Pemkot Bandung serius dalam menangani ketertiban dan keamanan (trantib) di Bandung, terutama masalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Setelah beberapa waktu lalu, sempat viral video tak senonoh sepasang orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang mengganggu ketertiban Kota Bandung, hal itu menjadi penanganan yang harus dioptimalkan.

Merespon hal itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menginstruksikan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) segera menindaklanjuti peristiwa tersebut.

“Kejadian ini sangat memprihatinkan. Penanganan ODGJ atau Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) harus dilakukan pengawasan dan penanganan secara optimal dan tuntas. Kejadian seperti ini jangan sampai terjadi lagi di Kota Bandung,” tegas Ema, Rabu 25/10.

Berdasarkan Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 440/Kep.3599-Dinkes /2022, Tim TPKJM diketuai oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes). Tim tersebut terdiri dari 47 petugas organisasi perangkat daerah (OPD), kewilayahan, dan lembaga lain.

“Saya sudah perintahkan kepada Kepala Dinkes untuk optimal dalam penanganan ODGJ di Kota Bandung. Tim yang sudah terbentuk ini harus berjalan sesuai kewenangan masing-masing. Termasuk Dinas Sosial (Dinsos) dan Satpol PP,” lanjutnya.

Baca Juga:  GERCEP PEMKOT CIMAHI, Gerakan Serentak Basmi Penyebaran DBD

Untuk meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum (trantibum) di tengah masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memfokuskan tiga hal untuk diintervensi lebih jauh. Di antaranya kejahatan seksual, vandalisme, dan narkoba.

Tiga fokus ini dibahas oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna saat pembinaan kepada 600 anggota Satpol PP, belum lama ini di Hotel Horison. Ema menegaskan pada para aparat untuk tidak menganggap sepele trantibum.

Sebab hal tersebut merupakan hak rakyat yang menjadi kewajiban bagi negara dan pemerintah untuk bisa memenuhinya. “Terlebih ini sudah masuk tahun politik yang harus kita antisipasi untuk menghadirkan ketentraman dan ketertiban umum bagi masyarakat,” ujar Ema.

Ema menilai, perlu adanya kesigapan fisik dan mental untuk menyambut musim politik mendatang. “Semangat dan konsistensi serta tanggung jawab yang harusnya menggema dalam praktik untuk menghadirkan trantibum,” tegasnya.

Baca Juga:  Ema Ajak Tokoh Agama Ubah Sampah dari Geugeuleuh Jadi Barokah

Selain itu, Ema menggarisbawahi beberapa poin yang harus menjadi fokus dalam meningkatkan trantibum. Pertama, pemberantasan kriminalitas terutama kejatahan seksual.

“Kriminalitas saat ini berada pada poin yang harus mendapatkan atensi maksimal dari kita semua. Sekarang ini terjadi kerawanan kejahatan seksual. Begal seksual itu sudah terjadi di Kota Bandung, bahkan secara intensitas kejadian sudah cukup mengkhawatirkan,” ungkapnya.

kedua, vandalisme. Salah satunya yang terjadi di Sumur Bandung. Ema mengatakan, jika aparat kewilayahan rutin berkeliling ke lapangan, kejadian itu seharusnya bisa dicegah.

“Patut dievaluasi, apakah linmas dioptimalkan atau tidak. Kader pembangunan di kewilayahannya digerakkan atau tidak,” ucapnya.

Kemudian yang ketiga, narkoba. Ia menekankan agar permasalahan ini harus bisa dicegah dari struktur terbawah tatanan pemerintahan, yakni lurah dan camat.

“Apalagi aparatur keamanan di Kota Bandung itu banyak, jumlahnya sampai 15.496 orang. Harus bisa dioptimalkan SDM ini,” tutur Ema.

Terlebih Kota Bandung memiliki 22 jalur akses masuk, itupun belum termasuk jalan tikus. Sehingga perlu adanya upaya lebih untuk meningkatkan trantibum bagi masyarakat.

Baca Juga:  Jaga Stabilitas Harga dan Daya beli Masyarakat, Pemkot Cimahi Selenggarakan GPM

Ia mengakui, salah satu kelemahan penerangan jalan umum (PJU) di Kota Bandung adalah posisi dan jumlah yang belum seimbang.

“Lampu itu kalau tidak di kanan, ya kiri saja. Banyak juga yang tertutup oleh pohon. Harusnya bisa dibuat zig-zag biar lebih caang baranang. CCTV juga harus bisa melihat lokasi-lokasi yang bisa terpantau potensi kejahatannya,” harap Ema.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Bandung, Rasdian Setiadi menginstruksikan seluruh anggotanya untuk terus berinovasi dan melakukan perubahan yang lebih baik dalam menciptakan trantibum.

“Mari kita lakukan perubahan. Jadilah polisi pamong praja bagi diri kita sendiri. Bertugas menjaga ketertiban dan keamanan bagi masyarakat,” imbau Rasdian. *