Guru sebagai Role Model, menjadi Kunci Utama dalam Pemulihan Krisis Karakter

karakter
Pemerhati Pendidikan dan Ketua Yayasan Penuntun Masa Depanku (PESANKU) Esti Purnawinarni, S.Pd., M.A.P. Pendidik harus memiliki karakter kuat. Para pendidik selayaknya mengajarkan kepada peserta didik mengenai karakter kuat itu agar mereka dapat mengikutinya (Foto: potensinetwork.com/istimewa/Aprianto)

JAKARTA, POTENSINETWORK.COM- Di tengah krisis karakter yang terjadi di tengah bangsa ini, ketika dunia pendidikan merupakan salah satu sektor perhatian khusus, maka guru atau pendidik merupakan sosok mulia, menjadi kunci utama dalam pemulihan krisis karakter yang terjadi.

Pengamat Pendidikan dari Yayasan Penuntun Masa Depanku (Peanku), Esti Purnawinarni, S. Pd., M.A.P., menyampaikan hal pengamatannya mengenai karakter tersebut di Jakarta, belum lama ini.

Menurut Esti Purnawinarni, guru berperan sebagai role model dalam kegiatan sehari-hari sehingga dapat menjadi influencer pembangunan karakter bagi peserta didik.

“Pendidik harus memiliki karakter kuat. Para pendidik selayaknya mengajarkan kepada peserta didik mengenai karakter kuat itu agar mereka dapat mengikutinya” ungkap Esti Purnawinarni.

Baca Juga:  Wakil Bupati Lantik Pengurus Baru SEMMI Cabang Garut Periode 2023-2024

Ungkap Esti Purnawinarni, bahwa guru dalam konteks program pembangunan, merupakan Sumber Daya Manusia (SDM), menjadi modal dalam menjalankan roda pembangunan.

Terkait hal ini, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)  mengeluarkan  kebijakan dari mulai pola recruitment,  karier, capacity building serta kesejahteraan.

Pemerintah juga menjadikan peningkatan kualitas pendidik sebagai bagian dari strategi utama merdeka belajar dalam peningkatan mutu pendidikan nasional.

Pemerintah menyusun kebijakan-kebijakan, berharap dapat terimplementasikan dengan baik sehingga tujuan bersama dapat tercapai.

Namun pada kenyataanya, tidak semua kebijakan dapat terimplementasi secara optimal. Dengan demikian, perlu berbagai jembatan agar policy delivery systems dapat terlaksana.

Baca Juga:  Jumlah Penerima Hungga Puluhan Ribu, Beasiswa Rp 14,9 Triliun Telah Diberikan LPDP

Di samping tidak terimplementasi dengan baik kebijakan-kebijakan pendidikan dan belum optimalnya budaya merit system dalam lingkup tata kelola kelembagaan, serta kuatnya pengaruh ekonomi kapital dalam menentukan mutu pendidikan, kata Esti Purnawinarni, menyebabkan permasalahan pendidikan semakin serius dan harus untuk segera terselesaikan.

“Pemerintah tentunya tidak dapat melakukan upaya pemecahan masalah tersebut sendiri” ungkap Esti Purnawinarni.

Prinsip gotong-royong dan kolaborasi dengan cara merangkul elemen masyarakat, kata Esti Purnawinarni, adalah syarat utama dalam menyuskseskan semua kebijakan pendidikan”