Komitmen Institut Parasada Bangkitkan Kembali Revolusi Kebudayaan Sunda

Institut
Peserta kajian "Next Gen Collaboration" foto bersama dan mereka menjadi saksi pendirian Institut Parasada. (Foto: potensinetwork.com/Istimewa)

KOTA BANDUNG, POTENSINETWORK.COM– Komitmen Institut “Patarema Rasa Nusapersada” atau Institut Parasada untuk bangkitkan kembali revolusi kebudayaan Sunda menandai babak baru dalam sejarah kebudayaan Nusantara. Dengan visi memperkaya khasanah pengetahuan Berkesundaan, Institut Parasada siap menjadi katalisator perubahan yang menghidupkan kembali kejayaan budaya Sunda. Pembentukan institut ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat identitas masyarakat Sunda dan mengembangkan kebudayaan yang telah lama dipelihara.

Ya, pada awal tahun 2025 ini, sebuah perhelatan sakral pembentukan wadah akademik berbasis kebudayaan, terealisasi di Kota Bandung. Pemrakarsa pembentukan institut, Yayasan Wangi Gema Indonesia (YWGI) melangsungkan perhelatan di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Bandung, Jumat, 3 Desember 2025.

YWGI menunjuk Dang Gun Gun Suyansyah atau Kang Dagun sebagai Presidente Institut dan secara penuh mendapat kewenangan menyusun struktural dan tenaga fungsional. Pasca pembentukan, Wadah akademik budaya ini akan berkonsentrasi kepada kajian-kajian kebudayaan serta memperkaya khasanah pengetahuan Berkesundaan dalam ruang publik kompleks.

Kang Dagun sendiri memahami bahwa hadirnya institut kebudayaan ini bukan perkara mudah untuk menjalankannya, tetapi rasa optimisme untuk berkontribusi terhadap upaya pemajuan kebudayaan menjadi daya dorong tak tertahankan. “Pada sisi lain, ubahnya zaman sangat terang menuju kepada arah kebangkitan kebudayaan luhur,” kata Kang Dagun.

Institut Parasada ke depannya akan hadir menyuguhkan langkah pengayaan budaya dari berbagai aspek kehidupan. “Saya melihat begitu banyak kekuatan budaya Sunda dari berbagai sisi kehidupan. Keseharian potensi itu ada dan hadir dalam ruang ekspresi kita selama ini. Sedikit saja sentuhan bermakna kita dorong, sangat memungkinkan potensi itu mampu berubah bak energi bagi zaman,” ujar Kang Dagun.

Sebelum berlangsung pembentukan Institut Parasada ini, ruang pertemuan GIM ramai oleh suasana diskusi kebudayaan. Tajuk diskusi “Next Gen Collaboration” membedah materi tentang “Mamaos”, “Pupuh”, dan “Kaulinan Barudak”.

Kajian membimbing pada penggalian makna dan pencapaian wawasan bagi para peserta diskusi sore itu. Pertemuan atau kajian rutin setiap Jumat ini masih tetap mendapat dukungan dan fasilitasi penuh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat. (Teguh Ari Prianto/Nendy S.)