KAB.BANDUNG, POTENSINETWORK.COM – Saat ini, Kabupaten Bandung tercatat sebagai daerah dengan inflasi terendah ke tiga di Jawa Barat.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, inflasi di kabupaten dengan 31 kecamatan ini, per Desember 2024 tercatat sebesar 0,20% secara tahunan (year-on-year).
Namun, ujar Anggota DPRD Kabupaten Bandung, Hj.Linda Herlina kondisi itu akan berubah jika harga kebutuhan pokok terus meningkat.
Sebagai Info, saat ini di pasaran harga pangan, terutama cabe rawit merah terus melejit. Bahkan, sempat menembus angka Rp 120 ribu per Kg. Kenaikan itu sebenarnya sudah terjadi saat menjelang tahun baru kemarin.
Kenaikan juga terjadi pada harga telur, yang biasanya dikisaran Rp.26.000 – Rp 28.000 per Kg kini melonjak jadi Rp 30.000. Minyak goreng curah kemasan dari HET Rp.14.000 per liter, pedagang memjual antara Rp 17.000 -Rp 20.000 dalam satu liter.
” Biasanya, harga melonjak itu dampak dari banyaknya permintaan sementara pasokan barang kurang.,” ujar Linda di Soreang, Senin (20/1/2025).
“Jika itu dibiarkan dan tidak segera diantisipasi bisa memicu inflasi naik,” sambungnya.
Untuk itu, Politisi dapil 4 ini berharap, Dinas Perdagangan Kabupaten Bandung secepatnya mencari solusi agar harga kebutuhan pokok di pasaran Kabupaten Bandung kembali stabil.
” Ya, kalau kenaikan itu akibat pasokan yang kurang, cari solusinya. Dinas kan lebih paham,” imbuhnya
Selain itu, legislator PKB ini menegaskan, melambungnya harga pangan, akan berpengaruh pada perekonomian rakyat, terutama pada pedagang makanan.
Kenaikan harga cabe rawit terkait jelang Ramadhan, menurut Linda, itu ralatif masih jauh ada satu bulan lagi.
“Kemungkinan kenaikan itu karena pasokanya kurang, mungkin karena cuaca ekstrim sehingga petani gagal panen atau hal lain. Yang jelas, kami harapkan dinas terkait segera mencarikan solusinya,” tegas Linda. (**)