KOTA BANDUNG, POTENSINEWORK.COM – Ketika berbicara tentang pekerja migran, kita kerap membayangkan kisah perjuangan yaitu meninggalkan tanah air demi masa depan keluarga. Namun, di balik jutaan kisah remitansi yang mengalir setiap bulan, tersimpan potensi ekonomi yang luar biasa besar, potensi yang kini mulai diolah oleh anak bangsa melalui inovasi keuangan berbasis komunitas.
Adalah Migimo, startup keuangan digital berbasis koperasi pekerja migran, yang baru saja menorehkan prestasi membanggakan di ajang Islamic Creative Economy Founders Fund (ICEFF) 2025. Dari 1.471 pelaku ekonomi kreatif yang mendaftar, Migimo berhasil masuk Top 50 dan terpilih sebagai salah satu dari 38 usaha yang layak didanai oleh investor syariah nasional.
ICEFF 2025 yang digelar Kementerian Ekonomi Kreatif bersama Young Entrepreneur Academy (YEA) di Bandung menjadi panggung bagi lahirnya generasi baru pengusaha kreatif syariah. Meski Menteri Ekonomi Kreatif berhalangan hadir, acara ini dihadiri pejabat tinggi Kemenekraf seperti M. Yanwar Purnahadi, Anggy Riefky Anugrahpura, dan Iendra Sofyan, bersama para investor dan lembaga keuangan syariah nasional.
Bagi Migimo, ajang ini bukan sekadar kompetisi startup. Ia menjadi momentum pengakuan terhadap visi besar: mengembalikan nilai ekonomi remitansi ke tangan para pekerja migran itu sendiri. “Kami membangun Migimo agar keuntungan remitansi pekerja migran kembali ke Pekerja Migran Indonesia, tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang,” ujar Tata Sugiarta, Founder & CEO Migimo.
Melalui dua layanan utama yaitu remitansi lintas negara dan Unit Modal Penyertaan (UMP) dengan pendapatan harian dan bagi hasil bulanan, Migimo memadukan dunia fintech dan koperasi berbasis komunitas. Hingga kini, platform ini telah membantu 133 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan berencana memperluas jangkauan ke 86 negara.
Tak heran jika Migimo menjadi sorotan Hasan Venture Capital dan sejumlah investor syariah seperti Bank Syariah Indonesia, Bank BJB Syariah, Pegadaian Syariah, hingga BMT Beringharjo. Mereka melihat potensi besar dalam model ekonomi hybrid Migimo, memadukan teknologi digital dengan semangat gotong royong khas Indonesia.
Langkah berikutnya tak kalah ambisius. Migimo berencana mengintegrasikan Direct QRIS API untuk transaksi lintas negara, memperluas jaringan Unit Modal Penyertaan ke Depo Air Minum Ideal cabang ke-7 hingga ke-9, dan membentuk perwakilan Migimo di 86 negara penempatan PMI.
Dengan tagline “Connecting Dreams”, Migimo berupaya menjembatani mimpi pekerja migran, dari sekadar mengirim uang, menjadi investor bagi masa depan komunitasnya sendiri.
Karena di era ekonomi digital ini, mungkin inilah bentuk baru gotong royong: saling memberdayakan lewat teknologi yang berpihak pada manusia. (Teguh Ari Prianto)





