Akhir Ramadhan Fase Final Menuju Muttaqin, Lakukan Ini

AKHIR Ramadhan, dihitung dari hari ke 21 (salikur) hingga menjelang malam Lebaran.

Atau fase final yang akan melahirkan para “peserta” terbaik berjuluk “muttaqin”.

Karena itu, fase ini adalah penentuan yang memiliki program itqun minannar, terbebas dari azab neraka.

Tentu hal yang perlu kita lakukan adalah memperbanyak, serta meningkatkan amal kebajikan.

Gunanya adalah untuk lebih malancarkan langkah kita menuju finish kemenangan.

Kemenangan di sini adalah kepulangan kita dari tempat shalat ied menuju rumah kita masing-masing dengan membawa keberkahan pahala yang dibagikan oleh Allah swt, di samping kemenangan serta kejayaan kaum muslimin di medan perang dan membebaskan negeri-negeri jajahan dari cengkeraman keganasan kaum tirani.

Ya dalam bulan Ramadhan-lah moment-moment kejayaan itu terjadi.

Kedua dari itu, kita harus berusaha mengakrabi mesjid dengan cara beri’tikaf.

Baca Juga:  Keutamaan Solat Tarawih Hari Ke-13, Keselamatan Bagi Muslim pada Hari Kiamat

Setahun sekali umat ini membuktikan keterkaitan emosional positif dengan tempat di mana ia setiap saat menemui serta memenuhi panggilan Rabbnya.

Hal ini dicontohkan oleh Baginda Rasul saw bahkan beliau saw menitikberatkan kegiatan i’tikaf ini sebagai program muakkad yang setiap muslimin harus harus menjalaninya, minimal sesaat.

Secara filosofi, kita merancang keakraban dengan mesjid karena translit kita terakhir untuk persiapan menemui Tuhan; dikerandakan dan dishalatkan ya di mesjid itulah.

Jangan sampai mesjid berseloroh: lho akhirnya sampeyan ke mesjid juga ya, di shaf awal lagi.

Hai, ke mana sampeyan, selama ini?

Mesjid juga harus sangat kita akrabi karena kelak akan menjadi grab kita; transfortasi akhirat nanti, tempat ibadah atau mesjid dengan ini paling berperan sebagai sarana grab hingga efik kita terakhir melintasi shirat-Nya.

Baca Juga:  Menelusuri Jejak-Jejak Nenek Moyang Orang Sunda

Mesjid-mesjid semua berderet menanti mereka yang ketika di dunia sering mengakrabinya dengan beribadah dan beri’tikaf.

Selanjutnya nomer tiga, hal yang harus kita lakukan adalah pembersihan diri dan benda makanan sekaligus penyempurna ibadah shaum dengan membayar denda tahunan yang sangat sederhana dan irit yaitu kaum muslimin diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah baik itu lelaki atau perempuan, merdeka atau hamba sahaya, besar atau kecil sebanyak kurang lebih 2,5 kg berupa bahan makanan pokok.

Bagi anak-anak dan hamba sahaya maka orang tua atau majikanlah yang wajib menzakatinya.

Kewajiban ini berupa manifestasi sosial kita kepada kaum fikir miskin sebagai bentuk kepedulian antar sesama makhluk Allah swt.

Agar senantiasa semua merasakan nikmatnya anugerah makanan sebagai mana makna lsim dari idul fitri atau a’dul fithri yaitu hari raya makanan; ied itu hari raya sedangkan fithri bermakna makanan.

Baca Juga:  Telusur Jejak Nenek Moyang Orang Sunda

Sedangkan kalimah yang kita maklumi bermakna kesucian adalah fitrah atau fithrah, mangkanya zakat fithrah adalah persembahan untuk mensucikan diri dan makanan dari ketamakkan serta keegoisan jiwa antar sesama. (emha ubaidillah)