Geliat Usaha Cetak Pagarsih Bandung di Tengah Serbuan gadget dan Covid-19

Hanya, disayangkan kaharuman nama Pasar Ulekan Pagarsih tersebut tak diiringi dengan optimalisasi bangunannya yang kini kian menua dan kehilangan kemegahannya.

Sepanjang jalan Pagarsih sampai ke simpang lima Kalipahapo dan ke arah selatan jalan Astanaanyar setiap hari tak pernah sepi dari kesibukan cetak mrncetak.

Puluhan ribu eksemplar kalender pertahun dan puluhan ribu eksemplar buku yasin, doa-doa dan buku tahlilan perminggunya menyebar ke pelbagai daerah, seperti ke Tasikmalaya, ke Garut, Ciamis,dan ke Tangerang bahkan tembus hingga ke luar Pulau Jawa.

Baca Juga:  Tim Pemenangan Rakyat Ganjar-Mahfud Tingkat RT Kampanyekan Saatnya Orang Baik Pilih Orang Baik di Kab Bandung, Ganjar-Mahfud Rekam Jejaknya Paling Baik

Tersalur melalui para pekerja maklunan yang membuka relasi jasa cetakan dan sablonan.

Zona produksi percetakan Pagarsih, jika saja dikelola dengan maksimal niscaya laik diberi label obyek wisata” dunia cetak atau “dayeuh sablon’ yang dapat menyedot pengunjung pengunjung selain para kostumer, para pemesan juga para pemaklun produksi cetak.

Para pengusaha percetakan di sana tak segan menghadapi gempuran gadget yang kini semakin membuni ini.

Alasan mereka gadget juga banyak sisi baiknya,anara lain memudahkan komunikasi dalam bisnis pengusaha.

Baca Juga:  Sejuk Gunung di Ketinggian Bandung, Manjakan Liburan Lokal dengan Surabi Bongkor Khas Bu Jeje