News  

Tradisi dan Toleransi Dua Kutub yang Mudah Dibenturkan

POTENSINETWORK.COM – Lesbumi Pengurus Cabang (PC) NU Kabupaten Bandung akan menggelar ruwatan di Lapangan Upakarti, Komplek Perkantoran Pemkab Bandung, Soreang Senin (31/1).

Ruwatan bertema “Menjaga Tradisi, Merawat Toleransi”, menurut
Ketua Lesbumi PC NU, Dadan Madani, selain memperingati Harlah NU ke-96, juga untuk menyikapi munculnya intoleransi yang disebabkan praktek tradisi di masyarakat.

“Tradisi dan toleransi telah menjadi dua kutub yang mudah dibenturkan,” ungkapnya dalam siaran pres yang diterima Potensinetwork.com, Sabtu (29/1)

Fenomena ini jelas Dadan, sering menjadi ancaman bagi kerukunan dan keberagaman, bahkan sering berakhir dengan kekerasan atau intoleransi.

Baca Juga:  Solusi Kemacetan Gedebage, Pemkot Bandung Minta Exit Tol KM 149 dan 151 Gedebage Dibuka

Munculnya kekerasan yang diisebabkan praktek tradisi masyarakat itu, berdasar atas keyakinan yang menurut sebagian warga melanggar syariat agama dan keyakinan.

Tradisi Ruwatan misalnya, adalah tradisi yang diyakini masyarakat adat tertentu, sebagai media komunikasi antara manusia, alam dan makhluk lainnya.

Suguhan atau sasajen dengan iringan musik tertentu, sebagai media ritual, seakan hal tersebut berbau klenik dan mengundang perdebatan.