Saat pelaksanaan wisuda, ia terharu ketika melihat jumlah penghapal Al-Qur’an yang hadir.
Apalagi, katanya, momentum ini sangat ia nantikan sejak dulu sambil menunggu situasi covid-19 di Jabar melandai.
“Banyak keterharuan saya karena wisuda ini ditunggu-tunggu, yang akibat covid-19 jadi terkendala.
Momen keislaman ini sungguh saya nantikan. Saya juga rasa tenang karena dalam urusan pembangunan infrastruktur dengan batin berjalan seimbang. Hal ini dapat dilihat dari kesuksesan rasio yang melebihi target.
“Tadinya kan target 5.300 desa dalam lima tahun. Sekarang tahun ketiga sudah dicapai 4.700, berarti melebihi target,” ujarnya.
Hal mengharukan lainnya, ada beberapa penghapal Al-Qur’an yang memiliki keterbatasan antara lain lulusan yang tunanetra, juga ada yang didorong kursi roda karena tak mampu berjalan.
“Ada lulusan yang tunanetra dan yang tidak bisa jalan, tapi mereka sangat bersemangat dengan program ini,” katanya.