“Kami juga meminta Rusia untuk mengizinkan kami mengirim bantuan kemanusiaan dari Zaporizhia dan Dnipro.”
Hal sama juga dikatakan parlemen Ukraina. Rusia disebut “mengagalkan” evakuasi warga sipil.
“Militer Rusia tidak mematuhi [gencatan senjata] dan terus menembaki Mariupol dan sekitarnya. Evakuasi warga sipil ditangguhkan karena alasan keamanan,” katanya.
“Saat ini, negosiasi dengan Federasi Rusia sedang berlangsung untuk membentuk rezim diam dan memastikan koridor kemanusiaan yang aman.”
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia membenarkan ini. Serangan disebut dilanjutkan di dua kota itu.
Dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Rusia TASS, kementerian mengatakan bahwa tidak ada satu pun warga sipil yang dapat meninggalkan Mariupol dan Volnovakha di sepanjang koridor keamanan yang diumumkan.
“Penduduk kota-kota ini ‘ditahan’ oleh formasi nasionalis sebagai tameng manusia. Batalyon nasionalis memanfaatkan keheningan untuk berkumpul kembali dan memperkuat posisi mereka,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov merujuk Ukraina.
“Karena keengganan pihak Ukraina untuk mempengaruhi kaum nasionalis atau untuk memperpanjang gencatan senjata, operasi ofensif telah dilanjutkan mulai pukul 18:00 waktu Moskow.”
Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Ratusan orang dikabarkan PBB telah tewas. Sebanyak 1,5 juta warga mengungsi.***