Produksi Kentang Kabupaten Bandung Cukup Tinggi, Bisa Kontribusi Kebutuhan di Jabar

Namun, pihak perkebunan dalam menggunakan slot pemberdayaan masyarakat desa kebun itu, sementara diperbolehkan menanam sayuran di antara sela-sela tanaman keras atau dengan sistem tumpang sari. Misalnya, tanaman kopi dan alpukat.

“Diharapkan tanam kentang terus berjalan, tetapi terkait konservasinya bisa dikendalikan,” Imbuhnya.

Tisna Umaran pun mengungkapkan produksi kentang asal Kabupaten Bandung itu bisa memenuhi kebutuhan kentang secara nasional sekitar 24 persen, selain produksi kentang asal Garut, Majalengka, Dieng dan daerah lainnya.

“Setahun itu produksi kentang di Kabupaten Bandung bisa mencapai 40.000 ton sampai 50.000 ton,” jelasnya.

Baca Juga:  Ini Sosok Jenderal Bintang 1 Keturunan Tionghoa yang Dikaitkan Kasus Brigadir J

Ia pun mengungkapkan ketersediaan pangan jelang Ramadhan, khususnya cabe keriting tidak akan mengalami kekurangan. Termasuk ketersediaan bawang merah, relatif aman untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Termasuk beras juga aman. Namun yang menjadi masalah saat ini, katanya, terus menerus turun hujan.

“Jadi petani harus intensif, terkait dengan penyakit busuk buah. Namun yang dikhawatirkan menjadi masalah itu ketersediaan daging sapi, karena harganya tinggi karena harga daging sapi dari Australia naik,” katanya.

Namun lain halnya dengan harga daging sapi beku, harganya Rp 90.000/kg. Nanti daging beku bisa digelontorkan untuk pelaksanaan operasi pasar.
“Daging beku juga tak ada masalah dalam ketersediaan gizinya. Tetapi terkadang masyarakat ingin daging yang segar,” ungkapnya.

Baca Juga:  Pemkab Bandung Kembali Perpanjang Insentif Pajak Hingga 30 September 2022

Menurutnya, pelaksanaan operasi pasar daging beku itu perlu dikoordnasikan dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian. “Supaya terjangkau oleh masyarakat,” katanya.***