Tidak ada perubahan menuju perbaikan sikap yang lebih mulia.
Setelah mencermati erta mengintrosfeksi diri maka perlu kita memasuki tahapan selanjutnya yaitu;
Kedua, memperbanyak dzikir dan do’a.
Sebagai manusia biasa, tentu kita tidak akan luput dari dosa dan kesalahan dan kesalahan terbanyak adalah kepada Allah swt. Kita kehilangan rasa malu manakala kita berasa memiliki segalanya. Bahkan kita tidak malu bahwa kita diciptakan ada dan selamanya ditolong oleh Allah. Sebagaimana dicontokan oleh para ulama salafishalih, bahwa kedatangan Ramadhan itu harus disambut dengan perasaan suka cita, beserta kalimah istighfar serta doa-doa yang tulus seperti allaahumma baarik lana fii rajaba wasy-sya’baana wabalighnarramadhana wahashil maqaashidana dan banyak-banyak doa serta aurad lainnya.
Ketiga, kita mesti ngelunasin puasa qadha tahun kemarin andai pada puasa tersebut kita berhalangan melakukan puasa baik haid bagi perempuan atau sakit, berada di perjalanan dsb dsb.
Keempat, persiapan untuk lebih mendalami ilmu pengetahuan agama (Islam) karena keengganan umat Islam dalam mempelajari ilmu agamanya adalah bakal lebih banyak melahirkan kerusakan daripada kebajikan.
Kelima, melatih jiwa oleh berbagai amalan peribadahan terutama ibadah shaum sunnah sebelum masuk bulsn suci Ramadhan.
Keenam, persiapan melaksanakan berbagi kebajikan, berinfaq, bersedekah atau berbagi hajat antar sesama muslim apalagi bagi mereka yang serba berkekurangan.
Ketujuh, persiapan menjaga fisik karena dengan kesehatan serta kebugaran fisik, puasapun akan berasa aman dan nyaman.
Kedelapan, mengadakan tarhib ramadhan, seperti meningkatkan pengajian-pengajian ilmu fiqih, ilmu tajwid, praktik-praktik ibadah dsb dsb. Semoga kita semua berada pada naungan hidayah dan inayah Allah swt. Amin, amin Allahumma Amin.***