(Catata terjemahan Drs Yosep Iskandar)
Bagian XXVI
Secuil cerita dari Galunggung
SEBELUM melanjutkan kisah ke peristiwa legend lamaran dari Bubat, baiknya kita kupas dulu “rundayan karuhun” yang berdomisili di Galunggung.
Sepeninggal Sri Jayabhupati, pucuk pimpinan diduduki oleh putra sulungnya yaitu Sang Darmaraja, bergelar Prabu Dharmaraja Jayamanahen Wusnumurti Sakaladundabuwana.
Permulaan kepemimpinannya harus berhadapan dengan pemberontakan Panglima Perang Angkatan Laut Kerajaan Sunda Sang Wirakmajaya.
Sementara Kerajaan Galuh dipercayakan kepada Dewi Sumbadra selama 38 tahun (1065 M) kemudian digantikan.oleh anaknya Prabu Arya Tunggalningrat yang bertahta hingga tahun 1091 M.
Sedangkan putrinya sendiri yang bernama Dewi Surastri menjadi permaisuri Maharaja Darmaraja.
Dari Dewi Surastri, lahirlah :
- Prabu Langlangbumi sebagai putra mahkota.
- Darmanagara, mangkubumi kerajaan.
- Wirayuda, panglima angkatan perang.
Salahsatu anak dari Sri Jayabhupati dari Dewi Prethiwi adalah Sang Resiguru Batara Hyang Purnawijaya yang berputrakan: - Dewi Puspawati, diperistri oleh Prabu Langlangbumi.
- Dewi Citrawati. Yang terkemudian berniat membunuh adiknya demi hasrat dan niatnya diperistri oleh Prabu Langlangbumi.
Menjelang Peristiwa Lamaran dari Majapahit
Merunut ke lembaran sebelumnya, tercatat nama Prabu Guru Darmasiksa yang mangkat pada tahun 1297 M berkuasa hampir satu abad, dan digantikan oleh putranya Prabu Ragasuci yang berpermaisurikan Dara Puspa hingga tahun 1303 M (hanya 9 tahun).