Media Asing Soroti Masa Depan RI

Media Asing Sorot Jokowi
Presiden Joko Widodo pada saat kunjungan kerja,pantau pembangunan IKN

POTENSINETWORK.COM – Media asal London Inggris, The Economist menyoroti beberapa hal selama kepemimpinan Jokowi dan masa depan Indonesia, setelah Jokowi lengser tahun depan. Jokowi, dalam tulisan The Economist digambarkan sebagai memimpin dan ‘negarawan global’. Laman media itu menulis artikel dengan judul What will Indonesia look like after Jokowi leaves?.

“Ia menjadi tuan rumah bagi para pemimpin dari seluruh kawasan pada KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta pada tanggal 5 hingga 7 September,” tulis The Economist, dikutip Minggu (22/10/2023).

Gaya, kesederhanaan, serta perilaku, tutur kata Jokowi yang lembut dan santun, membuat disukai dan begitu disapa, tulis media Inggris itu.

“Peringkat persetujuannya berkisar sekitar 80%,” jelas The Economist., ini hanya bisa didekati oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi, imbuh The Economist. http://www.presidenri.go.id

Spekulasi siapa pengganti Jokowi jadi pertanyaan. Menurut media tersebut, ada tiga ketidakpastian besar yang menghantui warisannya,yakni soal apakah perekonomian Indonesia akan terus tumbuh, apakah penggantinya akan mempertahankan kebijakannya, dan apakah negara tersebut dapat mempertahankan tindakan penyeimbangan di dunia yang terpecah.

The Economist menilai, Indonesia ditangan Jokowi, dinilai dinilai cukup baik dalam pertumbuhan ekonomi. Disebutkan, Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat kelima di antara 30 negara ekonomi besar dunia sejak menjabat 2014 lalu.

Sejak 9 tahun lalu, PDB dilaporkan meningkat kumulatif sebesar 43%. Bahkan IMF memproyeksikan pencapaian itu bisa terus melaju.

Jokowi telah menggunakan popularitasnya untuk membujuk partai-partai politik, badan usaha milik negara, dan para taipan berpengaruh di negaranya, imbuh The Economist .

Ibu kota baru , Nusantara (IKN) juga disorotinya. Proyek itu disebut jadi strategi Jokowi dan sorotan akankah ketidakpastian karena pemilu bisa membuat proyeknya berhasil.

Tulis The Economist, Jokowi berpendapat pentingnya IKN, karena seperempat ibu kota saat ini Jakarta akan tenggelam pada 2050. Namun proyek itu, dinilai para kritikus tidak realistis.

“Namun, lebih dari empat tahun setelah proyek tersebut diumumkan, tidak ada satupun investor asing yang menandatangani kontrak yang mengikat untuk mendanai kota tersebut,” kata media itu.

Soal investor, Jokowi dilsebut sebagai sosok yang dapat menarik pihak asing dalam mendukung sejumlah proyek tanah air.

Hubungan dengan Amerika Serikat (AS) juga disoroti. Eratnya hubungan dengan China, membuat Jokowi kesulitan memiliki kesepakatan dengan Gedung Putih.

The Economist juga menuliskan profil calon presiden tahun depan. Salah satunya Prabowo Subianto yang pernah dua kali kalah dari Jokowi pada dua pemilu sebelumnya.

Kedua adalah mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang telah menunjuk Arsjad Rasjid (Ketua KADIN), sebagai ketua kampanyenya, dan menjadi sinyal keseriusannya dalam bidang ekonomi.

Ada Anies Baswedan. Mantan Gubernur Jakarta dan mantan menteri pendidikan kabinet Jokowi yang memiliki suara yang jauh di belakang dua kandidat lainnya.

Arah kebijakan ketiganya juga ikut disorot media tersebut. Ganjar dan Prabowo kemungkinan akan mempertahankan kebijakan Jokowi, termasuk larangan ekspor bahan mentah dan IKN.*tr.