Perimbangan Kemampuan Peningkatan Pembangunan Dunia Kepariwisataan Kabupaten Bandung dengan Mengunggulkan Potensi Ekonomi Kreatif dan Kemandirian Aset Desa

aset
Erlan Suparlan menyebutkan bahwa pemerintah wajib melakukan perimbangan kekuatan kemampuan pembangunan kepariwisataan Kab Bandung melalui kerja-kerja kreatif, menggerakan sub-sub sektor ekraf berbasis aset kemandirian desa. Foto: potensinetwork.com/Istimewa/Aprianto

Alternatif Kebangkitan

Geliat ekonomi di kalangan bawah terutama di desa, menjadi alternatif membangun sinergi Indonesia maju dari sisi kemandirian.

Simak saja realitas pasar kaget, pasar tongkeng atau istilah lain serupa untuk menunjukan bahwa kehidupan ekonomi desa berjalan optimal dalam segala terpaan krisis.

Wajar, mereka para pelaku usaha di lokasi pasar tongkeng, lebih banyak mengandalkan sumber daya lokal dalam menggulirkan roda ekonominya.

Peluang menaikan nilai tambah pasar tongkeng dengan penciptaan destinasi wisata baru pedesaan dengan jaminan rutinitas aksi-aksi perekonomiannya.

Jika saja pemerintah bijak melihat peluang ini, niscaya perimbangan kemampuan ekonomi dalam balutan kreativitas dunia ekonomi kreatif (ekraf), akan mampu menghapus distorsi pengembangan wisata berbasis alam yang didominasi BUMN (sebagai pemilik mutlak lahan lokasi destinasi wisata alam Kab Bandung).

Calon Anggota Legislatif Kabupaten Bandung dari Partai Golkar Daerah Pemilihan Lima (mencakup Kecamatan Majalaya, Paseh, Ibun, dan Solokan Jeruk) nomor urut 4, Erlan Suparlan, S.I.P., menyoroti serius dinamika ini.

Pandangan Erlan Suparlan juga sebagai pelaku langsung dalam dinamika kehidupan desa (pernah menjadi Anggota BPD Desa Bojong, Pendamping desa, dan sejumlah organisasi strategis lain tingkat desa), menyebutkan bahwa pemerintah wajib melakukan perimbangan kekuatan kemampuan pembangunan kepariwisataan Kab Bandung melalui kerja-kerja kreatif, menggerakan sub-sub sektor ekraf.

Bahwa harapan kepariwisataan Kab Bandung bangkit dari desa, sudah menjadi jaminan apabila pemerintah terus membuka diri terhadap kemampuan dan daya dongkrak fenomena geliat ekonomi masyarakat bawah yang berada di desa itu. (Aprianto)

Penulis: ApriantoEditor: Aprianto