Magot dan Kang Empos di Kelurahan Mekarmulya: Sampah Menjadi Berkah dan Manfaat Berkesinambungan

sampah
Petugas Gorong-Gororng Bersih atau Gobertam Kelurahan Mekarmulya Kecamatan Panyileukan sedang memberi pakan magot dalam kandang budi daya magot Kelurahan Mekarmulya. Foto: potensinetwork.com/Aprianto/Nendy S.

BANDUNG, POTENSINETWORK.COM– Kelurahan Mekarmulya Kecamatan Panyileukan Kota Bandung belum lama ini merintis langkah sukses pengelolaan sampah secara mandiri.

Langkah tersebut melalui program budi daya magot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) dengan pakannya berupa sampah organik.

Budi daya magot menjadi bagian kebijakan Pemerintah Kota Bandung dengan pelaksana program oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung.

Kebijakan ini dalam rangka penanganan masalah sampah sekaligus mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah.

Di lokasi budi daya magot, seperti salah satunya yaitu di Kelurahan Mekarmulya, sampah menjadi suatu sumber daya bernilai tambah.

Baca Juga:  Paska Gempa M5,6 dan M5,3, BNPB Pantau Dampaknya di Maluku Barat Daya

Disamping itu, sampah pun memberikan keuntungan berkelanjutan bagi masyarakat setempat.

Program penanganan sampah ini tidak berdiri sendiri. Ada program lain menjadi satu paket program penanggulangan sampah perkotaan yaitu program komposting atau Kang Empos (karung ember pengomposan).

Sasaran dari program ini, DLH Kota Bandung sedianya menyisir seluruh kelurahan se-Kota Bandung. Kelurahan Mekarmulya Kecamatan Panyileukan menjadi salah satu bagian dari program itu.

Lurah Mekarmulya, Elis Suprihatin, Dra., menjelaskan bahwa pelaksanaan program budi daya magot dalam prakteknya berupa pembangunan kandang untuk budidaya magot beserta kelengkapannya.

Baca Juga:  Wakil Rakyat Minta Pemkab Bandung jangan Banyak Usulkan Perda
sampah
Lurah Mekarmulya, Elis Suprihatin, Dra., meninjau pelaksanaan program budi daya magot langsung di lokasi kandang untuk budi daya magot RW 05 Kelurahan Mekarmulya Kecamatan Panyileukan. Foto: potensinetwork.com/Istimewa/Aprianto/Nendy S.

Sementara program komposting yaitu pemberian Kang Empos kepada 20 persen dari jumlah kepala keluarga di kelurahan ini.

Dari paket-paket program ini, Elis Suprihatin berharap masyarakat bisa mendapatkan manfaat langsung berkaitan dengan pengendalian sampah dari rumah tangga.