Tendensi Politik
Beberapa Pejabat Gubernur atau pimpinan daerah, kata Kang Fuad, melakukan tendensi-tendensi politik tertentu sehingga penggunaan alat negara tidak pada tempatnya terjadi selama masa sebelum Pemungutan Suara 14 Februari 2024.
Kang Fuad juga mengkritik sikap Presiden Jokowi yang seolah-olah merasa hanya dirinya yang peduli terhadap nasib bangsa dan negara, tanpa memperhatikan aspirasi rakyat terkait dugaan pelanggaran dalam pemilu dan indikasi kecurangan yang terstruktur dan masif.
“Kami mengkritik tindakan Presiden Jokowi yang seolah-olah hanya dia yang memikirkan bangsa dan negara ini dan tidak menghiraukan teriakan rakyat tentang pemilu curang dan indikasi pemilu ternodai kecurangan terstruktur dan massive” kata Kang Fuad.
Tak hanya itu, Kang Fuad juga menyuarakan kekhawatiran terhadap politisasi bantuan sosial (Bansos).
Kang Fuad menganggapnya sebagai upaya terselubung untuk memenangkan pasangan calon tertentu.
“Presiden Jokowi juga kami lihat menjadi pengasuh dari salah satu paslon tertentu. Bahkan dengan adanya politisasi Bansos sebagai kode-kode rahasia memenangkan pasangan calon tertentu. Ada dugaan kami bahwa hal itu menjadi niat buruk yang terselubung dan harus mengakuinya bahwa hal tersebut telah merusak kualitas demokrasi kita” ujar Kang Fuad.
Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Surya Paloh di Istana bukan hanya menjadi bahan perdebatan politik, tetapi juga menyoroti kompleksitas dinamika politik dalam membangun demokrasi di Indonesia.
Kedepannya, mengharapkan ada transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi oleh pemimpin negara saat akan mengambil langkah, serta penghormatan terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Menurut kang fuad, DPR RI agar menanyakan setiap tindak-tanduk Presiden Jokowi, apakah benar niatnya demi bangsa dan negara atau ada niat buruk lain yang ingin ia majukan” Pungkas Kang Fuad yang juga Ketua Umum IKA MUDA UNPAD. (Aprianto)