“Saya melihat ada potensi besar dalam pengelolaan sampah organik, terutama dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Saat ini kami terus berupaya meningkatkan volume pengolahan sampah organik dan memperluas program ini ke berbagai wilayah di Bandung,” ujarnya.
Keputusan Fuad untuk tidak mencalonkan diri sebagai walikota dan fokus pada isu lingkungan mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.
Banyak pihak menilai langkah ini sebagai contoh nyata dari kepemimpinan yang mengedepankan aksi nyata untuk menyelesaikan masalah mendasar di masyarakat.
Dengan adanya upaya seperti ini, diharapkan program pengelolaan sampah yang digagas oleh Fuad dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain dalam menangani masalah sampah secara efektif dan berkelanjutan.
Kompos dan Pakan Ternak
Pengelolaan sampah organik yang dilakukan oleh Fuad Rinaldi tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi warga Kota Bandung.
Sampah organik yang diolah menjadi kompos dan pakan ternak telah membantu peternakannya mengurangi biaya pakan, sekaligus meningkatkan kualitas produk ternak tersebut.
Fuad menjelaskan bahwa program ini dirancang agar manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat.
“Kami tidak hanya mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA, tetapi juga menciptakan solusi ekonomi yang berkelanjutan. Kompos yang dihasilkan dari sampah organik bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan kebun warga, sementara pakan ternak dari hasil pengolahan sampah organik sangat membantu meningkatkan usaha peternakan,” katanya.










