Migimo Hubungkan Impian Membawa Ekonomi Kerakyatan Koperasi ke Era Digital, CWS Panyileukan Siap Bekerjasama

Migimo
Diskusi interaktif Migimo, membahas peluang usaha ekonomi kerakyatan koperasi berbasis digital.(Foto: potensinetwork.com/Aprianto)

KOTA BANDUNG, POTENSINETWORK.COM– Koperasi Konsumen Digital Sukses bersama atau Migimo “Interconecting Dream” bekerjasama dengan komunitas ekonomi kreatif Co-Working Space (CWS) Kecamatan Panyileukan Kota Bandung, siap suguhkan layanan koperasi berbasis digital terdepan di Indonesia. Inovasi ini merupakan langkah konkrit menyambut perkembangan bisnis dalam negeri dan dunia internasional dengan pendekatan aspek digital dalam menunjang core bisnisnya.

Ketua Migimo Interconecting Dream, Tata Sugiarta dalam “Sharing Bisnis dan Bincang Usaha 2025” bertempat di Aula Kecamatan Panyileukan Kota Bandung, Sabtu, 18 Januari 2025. Pertemuan menghadirkan para pelaku usaha dan pengawas, pengurus, dan anggota Migimo dengan pendekatan diskusi berupa saresehan

“Migimo hadir sebagai wadah usaha bersama dengan pendekatan program berbasis digital. Saat ini sudah hampir rampung pembangunan dashboard, website, dan aplikasi bisnis penunjang usaha anggota,” kata Tata Sugiarta.

Rencana ke depan, kata Tata Sugiarta, bahwa dalam aplikasi Migimo terdapat fitur penghasilan usaha anggota koperasi. Bentuk penghasilannya sendiri berupa biaya administrasi layanan dasar kebutuhan pulsa, listrik, voucher game, tv kabel, dan lain-lain dalam satu platform tersebut.

Baca Juga:  Akses Kabupaten Bandung-Cianjur Sempat Putus, GeoDipa Tangani Longsor Jalan

Usaha itu, sambung Tata Sugiarta, bergerak berbasis upaya anggota dengan langkah sederhana seperti mengarahkan orang-orang terdekat anggota agar memakai jasa/fitur dari Migimo. “Upaya anggota itulah nantinya menjadi income para anggota,” terang Tata Sugiarta.

 

Relasi Usaha Internasional

Sebagai wadah usaha kolektif atau ekonomi kerakyatan, Migimo melihat peluang dalam membuka relasi bisnis secara internasional. Pendekatan langkahnya melalui jejaring para pekerja migran seluruh dunia, sedikitnya terdapat 27 negara sasaran. Tata Sugiarta menunjukan adanya peluang itu karena ia merupakan orang dengan basis pengalaman sebagai pekerja migran dan saat ini menghimpun keanggotaan pekerja migran yang tersebar hampir di 27 negara di dunia.

“Kerjasama dengan para pekerja migran -nota bene sebagai komunitas dengan anggota paling banyak di Indonesia- menjadi sasaran,” kata Tata Sugiarta. Dari 27 negara penempatan, kata Tata Sugiarta, mereka terkoneksi dengan komunitas global dan para warga indonesia di luar negeri tersebut memiliki kebutuhan rutin harian maupun berkala secara terus menerus.

Baca Juga:  Pemkot Bandung Optimalkan Produktivitas Lewat Sawah Abadi

Tata Sugiarta melanjutkan, bahwa aplikasi Migimo akan menjawab kebutuhan peluang itu dengan cara menampilkan fitur utama mendapatkan income seperti, remitansi (biaya pengiriman uang ke luar negeri dan kurs). “Usaha ini akan sangat memudahkan para pekerja migram mengatasi urusan keuangannya,” jelas Tata Sugiarta.

Demikian juga, ujar Tata Sugiarta, dengan usaha Unit Modal Penyertaan atau UMP, akan menjadi langkah Migimo dalam merealisasikan bisnis di dalam negeri. “Anggota secara aktif menggerakan bisnis model ini atau menjadi pemilik pasif income apabila secara personal belum bisa terlibat langsung dalam menjalankan usaha model UMP,” kata Tata Sugiarta.

Usaha model UMP ini, urai Tata Sugiarta, akan menghasilkan income harian, handling atau menjalankan usahanya mudah, dan operatornya sedikit. “Usahanya relatif praktis dan berorientasi kepada hasil,” tutur Tata Sugiarta.

  • “Membangun Migimo sangat memungkinkan terealisasi di 27 kabupaten/kota seindonesia dan di 27 negara dunia,” kata Tata Sugiarta. Artinya, pungkas Tata Sugiarta, ada keseimbangan pengembangan usaha secara teritorial demi kemakmuran bersama. Dengan kata lain bagaiamna menyambungkan impian keluarga kita di Indonesia dan keluarga di luar negeri. (Teguh Ari Prianto/Nendy S.)