Ukraina telah memerangi separatis pro-Rusia sejak 2014 ketika Moskow mencaplok semenanjung Krimea. Lebih dari 14.000 orang telah tewas dalam pa pertempuran itu.
Sementara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya meminta seluruh warganya untuk segera meninggalkan Ukraina. Permintaan ini disampaikan karena AS khawatir Rusia akan segera menginvasi Ukraina, termasuk melancarkan serangan udara sewaktu-waktu.
Pernyataan ini disampaikan pemerintah AS Jumat (11/2/2022) waktu setempat.
AS dan beberapa negara di Eropa semakin gencar memperingatkan warganya akan kemungkinan serangan yang bisa segera terjadi. Di saat yang sama, Rusia menuduh AS dan sekutu menyebar kebohongan sebagai pengalihan perhatian dari tindakan agresif mereka.
Mengutip Reuters, Rusia hingga kini dikabarkan menolak pertemuan diplomatik bersama Uni Eropa dan NATO. Hingga kini, negara yang dipimpin Vladimir Putin itu sudah mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara ke daerah perbatasan Ukraina.
Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan orangAStidakbisa mendapat pertolongan atauevakuasi militer jika mereka tetap di Ukraina. Karena itu merekaharus pergi dalam waktu 48 jam.
“Kami terus melihat tanda-tanda eskalasi Rusia, termasuk pasukan baru yang tiba di perbatasan Ukraina. Kita kini berada di masa bahwainvasi bisa dimulai kapan saja. Jika serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, kemungkinan akan dimulai dengan pemboman udara dan serangan rudal yang jelas bisa membunuh warga sipil tanpa memperhatikan kewarganegaraan mereka,” kata Sullivan.