Serangan Rusia ke Ukraina Dikhawatirkan Meluas, NATO Diminta Siagakan Pasukannya

Negara kawasan Baltik. Foto: Globalmeatnews

POTENSINETWORK.COM – Serangan Rusia ke Ukraina dikhawatirkan bakal meluas. Hal ini diutarakan oleh negara-negara Baltik anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO di wilayah Eropa Timur seperti Latvia, Lithuania, dan Estonia.

Mengutip CNBC International, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengatakan bahwa sudah saatnya pakta pertahanan itu mengambil langkah lebih tegas, seperti bantuan pertahanan.

“Pencegahan tidak lagi cukup dan kami membutuhkan lebih banyak pertahanan di sini. Karena jika tidak, Putin tidak akan berhenti di Ukraina, dia tidak akan berhenti,” ujarnya dalam kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken, Senin (7/3/2022) yang dilansir CNBC Indonesia.

Baca Juga:  Mobil Terbang Bermesin BMW Siap Diproduksi Secara Massal

“Jika Anda ingin menghindari perang dunia ketiga. Pilihan ada di tangan kita,” imbuhnya.

Hal serupa juga diungkapkan Latvia. Menteri Luar Negeri Edgars Rinkevics meminta agar NATO mau memperluas kehadiran pasukannya di negara itu. Hal ini menurutnya akan mampu memberikan jaminan rasa aman bagi negaranya.

“Opini publik dan pengambilan keputusan pembuat kebijakan yang telah bergeser sehubungan dengan penempatan militer, mencatat bahwa sekarang kita membutuhkan penempatan permanen pasukan NATO, termasuk pasukan AS di tanah kita,” tegasnya.

Tak hanya dari Baltik, Polandia yang juga tetangga Ukraina, juga mulai mendapatkan bantuan dari pakta pertahanan pimpinan AS itu. Terbaru, Washington mengirimkan bantuan dua rudal Patriot yang dapat digunakan untuk menghalau serangan misil yang masuk ke negara itu.

Baca Juga:  Jepang Berduka, Shinzo Abe Ditembak dari Belakang Saat Pidato

“Ini merupakan wujud nyata dari komitmen kami dalam melaksanakan pasal kelima NATO dan rudal itu tak akan digunakan untuk kegiatan serangan,” ujar Juru Bicara Komando Eropa AS, Kapten Adam Miller.

Sejauh ini, banyak negara-negara NATO telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Hal ini membuat Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan nuklirnya dalam situasi waspada perang.

Sementara itu, eskalasi serangan Rusia ke Ukraina diketahui sedikit menurun. Hal ini berdasarkan keputusan gencatan senjata kedua negara yang dimaksudkan untuk mengevakuasi warga sipil dari beberapa lokasi pertarungan.***