Tata Tertib Puasa Ramadhan

Ilustrasi. (Foto: a kusmawan)

Kapan waktunya “mangan sahur”?

Pada intinya adalah waktu yang dibatas akhiri dengan kumandang adzan Subuh tapi tidak baik juga bila bersahur terlalu malam.

Yang terbaik adalah jeda waktu sekitar 50 ayat menuju shalat Subuh, sebagai mana pernah terjadi  pada sahabat Zaed bin Tsabit ra ketika sahur bersama Baginda Rasulullah saw.

Mengakhiri sahur adalah keutamaan teristimewa karena berdekatan dengan waktu shalat Subuh, dan melaksanakan shalat Subuh secara bersama alias berjamaah.

Namun sebaliknya dengan berbuka (ngabatalan), harus disegerakan karena memburu shalat Maghrib dulu. Bersabda Baginda Rasul saw: 3 orang yang doanya tidak akan tertolak; 1. Orang tengah bershaum hingga berbuka. 2. Penguasa yang adil. 3. Orang yang dizhalimi (HR. At-Turmudzi). Doa dan permintaan yang mana yang dijanjikan dalam Hadits tsb? Ya tergantung keperluan kita lho! di antaranya inilah sebuah doa yang selalu diwiridkan oleh Shahabat Abdullah ra: ALLOHUMMA INNI AS-ALUKA BIROHMATIKALLATI WASI’AT KULLA SYAI-IN ANTAGHFIRO LI (Ya Allah, hamba memohon pada-Mu, rahma yang mencukupi segalanya, hamba memohon pula pengampunan-Mu.

Baca Juga:  Berbagi Kebahagiaan Ramadan, Geo Dipa Salurkan Ribuan Paket Sembako, Santunan dan Beasiswa

Di lain pihak Bagenda Rasul saw juga sering berdoa begini, antara lain adalah: Hilang musnah dahaga, serta kokoh kembali urat berurat, semoga dikokohksn pula pahalanya, insyaallah.

Hal ini beliau saw lakukan manakala selesai dari berbuka puasa. Juga Beliau saw seringkali bermunajat singkat : ALLOHUMMA LAKASHUMTU WA’ALA RIZQIKA AFTHORTU yang artinya “Ya Allah, demi-Mu hamba berpuasa dan karena rizki pemberian-Mu pula, hamba berbuka”.

Singkatnya adalah, doa pertama semata-mata berharap shaum yang benar yang kelak meraih derajat tattaqun, tasykurun, dan yarsyudun.

Baca Juga:  Akhir Ramadhan Fase Final Menuju Muttaqin, Lakukan Ini