KOTA BANDUNG, POTENSINETWORK.COM– Kemandirian dalam mengelola sampah kini menjadi sebuah keharusan di Kota Bandung, terutama bagi warga Kelurahan Mekarmulya Kecamatan Panyileukan. Camat Panyileukan, Iwan Sumaryana, Drs., M.M., mengingatkan pentingnya kesadaran ini di tengah tantangan lingkungan yang semakin nyata.
Dalam sambutannya pada acara peringatan Hari Jadi Kota Bandung ke-214 di Kelurahan Mekarmulya, Sabtu, 5 Oktober 2024 di Halaman Kelurahan Mekarmulya, Iwan menegaskan bahwa warga harus siap menghadapi persoalan persampahan di masa depan. “Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti akan tutup pada tahun 2025, dan belum ada lokasi alternatif sampai lokasi TPA Legoknangka beroperasi pada tahun 2028,” katanya.
Kondisi ini menimbulkan tantangan besar bagi warga Kota Bandung, termasuk warga Mekarmulya. Kota Bandung harus menunggu hingga TPA Legoknangka beroperasi, sementara itu, belum ada solusi konkret mengenai ke mana sampah akan dibuang. Oleh karena itu, Iwan mengajak warga untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap mandiri dalam mengelola sampah, baik melalui pemilahan, pengomposan, maupun daur ulang di tingkat rumah tangga.
Penampilan kelompok seni angklung warga dalam acara HJKB ke 214 tingkat Kelurahan Mekarmulya Kecamatan Panyileukan. (Foto: potensinetwork.com/Istimewa)
Sementara itu, gelaran acara HJKB ke-214 di Kelurahan Mekarmulya nampak meriah. Semaraknya acara dengan menampilkan berbagai kegiatan, mulai dari senam sehat, bazar UMKM, hingga pertunjukan seni tradisional seperti Tarian Bandung, Jaipong, dan pertunjukan Angklung oleh ibu-ibu warga setempat. Tak hanya itu, warga juga disuguhkan dengan Rampak Sekar dan vokal grup dari Bunda PAUD.
Panitia acara terdiri dari Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) tingkat Kelurahan Mekarmulya antara lain Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), memberikan bantuan sembako untuk petugas linmas dan petugas kebersihan. Ada pula pemberian bibit pohon buah sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap keberlanjutan lingkungan.
Kehadiran sejumlah pegiat UMKM dalam bazzar peringatan HJKB ke 214 tingkat Kelurahan Mekarmulya Kecamatan Panyileukan. Acara bazzar ini sebagai bentuk dukungan langsung dari Pemerintah Kecamatan Panyileukan dan Pemerintah Kelurahan Mekarmulya kepada UMKM. (Foto: potensinetwork.com/Aprianto)
Seribu Buku, Solusi Sampah, dan Sejarah
Salah satu momen penting dalam perayaan ini adalah peluncuran program gemar membaca tingkat Kelurahan Mekarmulya. Perpustakaan Masyarakat Pustaka Kawi Kelurahan Mekarmulya meneruskan bantuan dari Perpustakaan Nasional untuk warga berupa seribu eksemplar buku dan satu rak buku sebagai bagian dari inisiatif untuk meningkatkan budaya literasi. Melalui program ini, warga diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan, tidak hanya soal lingkungan tetapi juga isu-isu penting lainnya.
Simbolis penyerahan seribu buku dari pengelola Perpustakaan Masyarakat Pustaka Kawi kepada TP PKK Kelurahan Mekarmulya. Bantuan buku untuk menunjang program peningkatan gemar membaca warga. (Foto: potensinetwork.com/Istimewa)
Acara ini tidak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga membawa pesan penting tentang pengelolaan lingkungan terutama masalah sampah dan pelestarian budaya. Dengan tema “Semangat Kolaborasi Wujudkan Kota Bandung Maja Berkelanjutan,” kegiatan ini mencerminkan upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi tantangan masa depan, termasuk persoalan lingkungan yang mendesak.
Perayaan HJKB ke-214 ini juga menjadi momen bagi warga untuk merefleksikan sejarah panjang Kota Bandung dan Kelurahan Mekarmulya. Dalam catatan digital yang diluncurkan, panitia menghadirkan sejarah singkat Kota Bandung, yang berdiri sejak tahun 1810, serta sejarah perkembangan Kelurahan Mekarmulya yang dulunya merupakan kawasan pertanian tradisional dan kini menjadi bagian dari dinamika perkotaan Bandung.
Melalui peringatan ini, Kelurahan Mekarmulya menunjukkan bahwa meskipun perkembangan urban terus berlangsung, nilai-nilai kearifan lokal dan budaya tetap dipertahankan, memperkuat identitas dan harmoni masyarakat. (Aprianto/Nendy S.)