Rambut
Pada prosesi “Tabaruk dan penerimaan Hadiah Artefak Rambut Rasulullah SAW dari Abuya Sayyid Rifqi Aljailani QS, (Pimpinan Majelis Darul Dzikir Jambi) kepada Abuya Aheng Maulana Alhabib Muhamad Iqbal Alaydrus QS.”, dalam keterangan Abuya Sayyid Rifqi Aljailani QS., terdapat pula berbagai artefak berupa rambut, air liur, keringat dan tanah dari makam Rasul SAW.
Benda-benda atau artefak itu memberi kesan mendalam bagi banyak jemaah pada malam itu.
Karamaan dari Keluarga Besar Kawargian Abah Alam (KAA), Ramanda Adhitiya Alam Syah atau Abah Alam, memberi apresiasi terhadap acara tersebut.
Dalam sudut pandang budaya, Abah Alam memaknai bahwa rambut sebagai hal mendasar atas pemahaman sebuah nilai luhur.
Rambut, dalam kondisi alamiah, tumbuh pada kepala. Kepala dalam sebutan lain dalam Bahasa Sunda yaitu “mastaka”.
Kepala ini menjadi bagian tubuh manusia paling utama dan mulia. Penghargaan kepada kepala, lalu manusia kerap menyematkan atasnya mustika hingga mahkota, sebagai representasi mengenai sikap memuliakan itu.