Gema sholawat berhenti sejenak. Prosesi penyambutan tamu kehormatan, masuk pada fase pemberian selendang dan cincin kepada beberapa orang dalam mimbar utama.
Usai pemberian selendang dan cincin, tuan rumah, Abuya Aheng Maulana Alhabib Muhamad Iqbal Alaydrus QS. membuka balutan kain penutup kotak di atas meja.
Suasana ruangan bertambah hening. Lembar demi lembar kain penutup kotak, mulai dari kain hijau lalu beberapa lembar kain putih, tersibak.
Dalam keheningan ruangan itu pulalah, sesekali terdengar isak tangis jemaah mengiringi kemunculan kotak berwarna kuning keemasan dari balik kain.
Rasa haru dan tangis pecah sesaat setelah kotak dalam balutan kain terbuka seluruhnya. Nampaklah Artefak Rambut Rasul.
Campur rasa antara haru dan bahagia. Malam penuh khidmat, sebuah prosesi “Tabaruk dan penerimaan Hadiah Artefak Rambut Rasulullah SAW dari Abuya Sayyid Rifqi Aljailani QS, (Pimpinan Majelis Darul Dzikir Jambi) kepada Abuya Aheng Maulana Alhabib Muhamad Iqbal Alaydrus QS.”.
Acara tersebut berlangsung di Majelis Mukhul Ibadah Pondok Pesantren Mukhul Ibadah Kadauseureuh Kampung Cihamerang RT 003 RW 010 Desa Banjaran Wetan Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.
Hadir dalam acara, jemaah dari berbagai daerah. Mereka mencurahkan perhatian penuh terhadap acara sebagai bentuk penghormatan atas peristiwa penting tersebut.
Setelah wujud artefak itu secara seluruhnya terlihat, terdengarlah sambungan lantunan doa-doa dan sholawat, hampir memenuhi seluruh waktu Tabaruk dan penerimaan Hadiah Artefak Rambut Rasulullah SAW.
Saat Artefak Rambut Rasulullah SAW ada dalam genggaman Abuya Aheng Maulana Alhabib Muhamad Iqbal Alaydrus QS., setiap jemaah mendapat kesempatan untuk melihat dari dekat artefak tersebut dan mendapat pula kesempatan menciumnya.
Dari setiap kesempatan jemaah melihat dan mencium artefak itu, tangis haru semakin terdengar.
Sedih dan rindu kepada Rasul SAW, itulah sebagian besar rasa muncul dalam benak tiap-tiap jemaah.