Pemkab Bandung Kurang Gerecep Antisipasi Penutupan TPAS Sarimukti

POTENSINETWORK.COM – Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bandung, H.Yanto Setianto, MM menilai, Pemkab Bandung kurang gerak cepat (gerecep) dalam mengantisipasi penutupan tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

“Sampah yang bertumpuk, beserakan dimana-mana mungkin hal yang wajar, sebelumnya kami (Komisi C) sudah mengingkan
bahwa TPAS Sarimukti 2023 ini segera ditutup, sehingga Pemkab Badung gerecep,” jelasnya saat dihubungi lewat telpon, Jumat (18/5/2023).

” Tapi alhamdulilah Pemkab Bandung sedikitnya sudah berupaya mencari lahan tetapi belum bisa dimaksimalkan,” sambungnya.

Seperti di Majalaya, jelas legislator Partai Golkar ini, lahannya sudah dibangun tetapi belum dipergunakan. Kemudian di Baleendah, ada hanggar cukup besar namun belum dibelanjakan termasuk di Nagreg, lahannya sudah dibeli tetapi masih dibiarkan belum diapa- apa, apalagi dibangun.

Yanto menegaskan, untuk menangani sampah di wilayahnya Pemkab Bandung mungkin harus kerja ekstra dan ditunjang dengan anggaran yang cukup. Selain itu juga harus mandiri, tidak ada ketergantungan pada daerah lain.

Baca Juga:  PAM Tirta Raharja Dapat Program HAMBK untuk Tingkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat

Langkah kongkritya, ujar Yanto, Pemkab Bandung harus bisa memaksimalkan lahan yang sudah jadi miliknya, serta menyediakan alat pemusnah sampah.

Untuk langkah itu katanya, tidah butuh waktu lama jika sudah diantispasi beberapa tahun sebelumnya. Namun, meskipun sekarang sudah telat tidak ada salahnya pada perubahan APBD 2023, eksekutif mengalokasikan anggaran untuk pembelian alat pemusnah sampah.

Tetapi harapnya, alat tersebut harus berdayaguna dan memiliki multiplayer efek, maksudnya selain sampahnya musnah juga ada hasil olahan yang bisa dipergunakan.

“Misalkan jadi pupuk organik yang bisa dibagikan pada masyarakat petani, selama ini kan dinas pertanian mensubdisi petani dengan pupuk, nah kalau kita sudah memproduksi pupuk organik dari pengolahan sampah kan jadi bisa menghemat biaya ya,” paparnya.

“ Sampahnya musnah pupuknya berguna buat petani,” imbuh Yanto.

Baca Juga:  Aep ; Dinas.jangan Diam selamatkan Pendidikan Anak Anak Bangsa

Terkait tumpukan sampah dibeberapa sudut Kota Soreang, Yanto meminta, untuk memaksimalkan pengangkutan.

” Hanya kami ( komisi C) menyayangkan sekali antispasi penutupan Sarimukti tidak gerecep. Kalau mau lebaran tea, lebaran isuk karek ayeuna milarian jang kupat beli baju, begitu lah. Atau masuk kerja jam 7 jam 6.30 baru bangun pasti akan terlambat kan,” tuturnya.

Padahal, penutupan TPAS Sarumukti itu tidak mendadak, tetapi dua tahun sebelumnya ada pemberiatahuan dan Komisi C pun sudah mengingatkan.

Tumpukan sampah di setiap sudut kota di wilayahnya, jadi dilema buat Pemkab Bandung. Sebab diangkut jadi masalah, karena membuangnya harus kemana.

Sebaliknya dibiarkan juga jadi persoalan, karena jika sampah tidak diangkut jarak seminggu saja, bisa menyebarkan bau yang amat sangat.

Jadi untuk mengantisipasinya, tumpukan sampah itu diangkut kemudian dipres hingga jadi satu pak ukuran kecil.

Baca Juga:  Angin Kencang Menerjang Subang, Puluhan Rumah Rusak

Langkah itu ungkapnya, bisa dilakukan di lahan Pemkab yang ada di Majalaya, karena di situ sudah dilengkapi alat pengepres sampah.

Terkait.edukasi yang diberikan oleh Dinas LH, menurut Yanto, selama ini belum efektif. “Pembelajaran tidak seperti makan cengek (lada) terasa saat itu juga. Proses edukasi itu kan perlu waktu, bahkan LH sudah merintis pembentukan beberapa kelompok swadaya masyarakat ( KSM) yang ada di tiap desa, itu juga bagus,” jelasnya.

Tetapi itu prosesnya jangka panjang, Kata Yanto, yang dibutuhkan saat ini sampah diangkut lalu dimusnahkan. “Untuk jangka panjang edukasi itu bangus, seperti pembentukan KSM. Jadi sampah yang ada di setiap desa mereka pungut, lalu.dipilah mana yang berharganya, mana yang harus dibuangya.Tapi tetap ada KSM sampah harus dibuang- buang juga,” ucapnya, mengakhiri pembicaraan. (nunk)


Ketua Komisi C DPRD Kab Bandung, H.Yanto Setianto,MM